Bismillah, Taukah
Engkau Adinda, tentang malam dengan kebekuannya atau bahkan sedikit sunyinya !
Rindu bagai madu mengental dengan manisnya, aroma gelap melebur bersama detak
detik Jam analog tua. Perlahan sepoi menyusup seolah tak terasa, membelai
gundah kemudian pecah bersama keheningan. Adinda, tarikan nafasku telah
kenisbatkan untuk seluruh gerak yang memuliakanmu. Sungguh Kesendirianku bagai
bait-bait tanpa rima, teramat hampa dan tiada rasa. Sudikah Adinda tuk sekedar menyebut nama atau mengingatku sebelum terlelap, sudikah
adinda tuk ikhlaskan seberkah senyum jika menatapku ? Sungguh, keindahanmu
menggetarkan dada. Sungguh, garis dan gerak tawamu melebur suka dan cita. Kau
termanifestasi melalui Purnama dengan segenap keteduhannya. Kau termanifestasi
dalam Frasa dan irama Cinta. Dan yang paling penting untuk kau ketahui, Kau
termanifestasi dalam ke-dirianku. Subhaanallah, Sungai firdaus mengalir di
Matamu.
0 komentar:
Post a Comment