Friday, December 26, 2014

Sajak Duka pada Luka



Pada malam yang sembunyikan duka,
Pada gelapnya, pada hitamnya ku cumbui rndu-rindu yang hambar
Cahaya yang warnai kulit dan merahi darah, meredup dengan lembutnya,
Ada apa cinta ? kau semakin sukar tuk kubahasakan dengan kata atau berkata.
Apa mungkin kita tidak lagi kita seperti kita sebelum kita yang sekarang ?
Entah, Tuhan Maha Tau kebenaran yang lebih benar dari sekedar benarmu.

Aku hilang di antara ada dan ada di langit,
Dingin dan bimbang mengetahkanku diantara ingin juga angan,
Kita belajar melupa tentang malam , memberi pahit pada cemburu-cemburu liar,
Ada apa dengan ampun atau mengampuni? Teramat sulit kita berdamai dengan waktu
Juga semua yang bukan waktu.
Kini kau lepas dekapmu, dekapanmu dari jiwa. Dari jiwa.
Biar ku larikan duka, biar ku cintai luka bersama butir-butir senyum yang pernah kau hibahkan.
Biar aku, atau malam menelan.

Kita begitu keras, keras hati, jwa, raga dan cemburu.
Mencintamu membuatku menyesal karena mesti kehilanganmu.
Mencinta dirimu membuatku meragu tuk berhenti mencinta.
Aku akan berhenti sekarang, biar dunia dan semesta menceritakan pada semesta selanjutnya,
Tentang kata yang lebih dari kata. Cinta yang lebih dari cinta,
Karena aku dan egoku tak pernah mampu menjelaskan cinta.

Bulukumba, 9 Juli 14


Share:

Thursday, December 25, 2014

Filsafat Cinta : Tingkatan Menuju Cinta


Filsafat Cinta : Tingkatan Menuju Cinta
Oleh : Muhammad Reski Ismail

Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah ketika cinta melebur dan menyatu dengan ke-dirian, mungkin akan banyak yang keliru memaknai hakikat cinta, untuk mereka yang kaku dalam mendefinisikannya cenderung memahami cinta dalam konsep material. Untuk mereka yang gagal menemui bahagia cenderung menjadikan cinta sebagai kambing hitam dan akan pesimis dengan cinta. Tapi bagi insan yang teduh dan anggun memaknai Cinta akan senantiasa bahagia karena tiap tarikan nafasnya begitu sejuk dan menyegarkan, bagaimana tidak cinta telah mengalir
Share:

Kompilasi Sajak Rindu

--Kerinduanku terasa kuat mengakar, menjulang Ke Langít lalu dibelai angin. Sepoi Kampung Halaman merayuku Tuk segera Pulang
--Selalu Pagi menyuguhkan romantisme embun pada sejuknya. Atau Rindu pada kasihnya. Benar Cinta dan Rindu sangat kental di waktu pagi
--Kecintaanku terhadapmu telah menyatu bagai malam dengan gelapnya atau Laut pada ombaknya. Begitu anggun bahasa Cinta melebur Aku dan kamu menjadi Kita
--Mereka yg tdak tahan dan jumud menyikapi prosesi pengaderan Mahasiswa layak masuk di Sekolah Dasar
--Rintik hujan terlihat manja, basahi malam dan angan. Kembali Rindu membingkai Sepanjang garis jalan, begitu anggun Kampung memanggil tuk Dikunjung
Share:

Tragedi 20 Desember

Sungguh nestapa yg paling nyata adalah kehidupan, dimana luka dan duka atau suka juga cita dijadikan sebentuk rasa yg niscaya menjadi siklus kehidupan.
Aku sngat tdak bersepakat ttg kebaikan duniawi,
apalgi keburukannya. Bagiku selama tarikan nafas masih menjadi akibat dari Proses biologi batiniah maka tidak akan pernah ada yg disebut kesempurnaan hakiki.
Kematian akan terasa nikmat jika ia dtang lebih awal, dan yg pling kejam adalah di saat berumur senja. Silahkan memilih, apakah Mati tnpa bnyak kisah atau mati dngn Kenangn Abadi. Kenangan adlh bentuk semu dari Cinta.
Share:

Skeptisme IV

Malam pun semakin nyaman memanjakan bulan dengan gelapnya, entahlah mungkin untuk melukiskan betapa cahaya bulan memang bagian darinya atau sekedar menjadi sebentuk cerita bagi sepasang mata yg sedang luka.
Aku semakin sering menjumpai keadaan yg menjenuhkan, keadaan yg nyata dan berbentuk ketidakpastian, aku bahkan meragu pada ajaran yg menyekat Kêcintaanku pada Kekasihku.
Bagiku dunia adalah manifestasi dari nestapa Tuhan, dimana kebenaran adalah hal yg paling langka di dunia ini.
Aku pun meragukan Semua yg telah bersimpati padaku, apa kalian ikhlas atau sebatas menjaga diri ? Namun sederhana bagiku untuk ber-hidup, cukup aku ikhlas mencintai Kekasihku.
Share:

Tuesday, December 16, 2014

Aku berkata "Aku Mencintaimu"

Adinda yang tampak kebiruan, aku mulai jenuh melihat hukum atau politik menyekat perasaan rindu terhadapmu.
Aku mulai meragu tentang prosedur yang sarat akan penyelewengan,
boleh kah aku membahasakan cinta dengan cara yang ikhlas dan sederhana ?
Tidak ada bunga mawar yang banyak atau Boneka HelloKitty berwarna Pink
seperti kesukaan banyak wanita.
Bolehkah cukup dengan berkata "Demi Allah, Aku Benar Mencintaimu sepenuh jiwa"?
 tanpa embel-embel berbentuk materi dan kontrak sosial lainnya.
 Mungkin bagimu, cinta itu adalah memberi atau memperhatikan,
 memang tidak salah tapi, bagiku Cinta tak akan pernah se-sederhana itu untuk kau pahami
 terlebih untuk kau rasakan,
bagiku Cinta adalah Zat yang manunggal dan Universal,
serta berbentuk cinta pada wujud asalnya,
Memang sedikit rumit, untuk itu aku hadir dan mengajakmu untuk belajar bersama memahami cinta, dan memanfaatkannya untuk kesempurnaan akhlak.
Memang kita lahir ke-dunia tanpa apa-apa, begitupun jika kita telah kembali.
Sungguh kesendirian itu menyakitkan,
maka Tuhan menisbatkan kemurnian cinta pada makhluk lainnya untuk bersama, dan bagiku kaulah manifestasi dari anugrah Tuhan.
Aku tak akan memintamu untuk menjadi milikku sekarang atau bahkan nanti,
aku hanya berharap bahwa benar Tuhan menakdirkan Cintamu melebur denganku.
Jangan pernah merasa sendiri Adinda, bukankah bersama adalah bentuk nyata dari teori Zoon Politicon Aristoteles, dimana kesendirian bukanlah esensi manusia seutuhnya.
Adinda yang telah menjadi merah dalam jiwa,
kejenuhanku semakin nyata kala melihat dunia yang tak romantis lagi kepadaku,
Izinkan aku menatapmu sebagai ramuan obat kuat.
 karena malam dan siang tak pernah mau mengerti betapa Aku Mencintaimu,
bagiku materi telah membenci semangat juangku,
 tak apa karena Cinta yang hakiki tak akan pernah mampu diukur dengan bentuk materi yang sempurna sekalipun.
Adinda, biarkan aku berkeluh kesah karena kecintaanku padamu, aku mulai buntu dan kalut untuk mengusahakan sesuatu,
bagiku "Aku Mencintaimu, dan tidak selain itu"

Sekret TRM 16 Desember 2014
Share:

Monday, December 15, 2014

Sajak Asa

Pada malam yang menyembunyikan sinarnya,
kembali pekat dan hitam melekat kemudian menyekat kata.
Ada rasa biru yang mengalir bening di sekitar kita,
ketenangannya bagai mawar pada musim mekar.
Tiap kelopak menyapa mentari, menyapa senja dan malam.
Aku sedang menulismu dalam bait,
pada tiap-tiap kata yang bernafaskan rindu.
Mungkin kau akan susah tuk memahami atau sekedar membaca kerinduanku.
Sengaja ku tulis banyak dan ku gantung di ranting malam melalui doa-doaku yang teduh.
Kasih, keindahan yang hakiki bagiku hanyalah buaian waktu.
Karena bentuk dan wujud akan melebur bersama detak detik zaman.
Jika benar demikian, maka aku tak akan berharap banyak
 kecuali menjadikanmu sebagai Zamanku.
Dan jika waktu kita telah menjemput,
aku tak akan merasa gelisah sebab melebur adalah bentuk nyata dari Cinta.

Asal Mula, Desember 2014
Share:
Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts