Pada malam yang menyembunyikan sinarnya,
kembali pekat dan hitam melekat kemudian menyekat kata.
Ada rasa biru yang mengalir bening di sekitar kita,
ketenangannya bagai mawar pada musim mekar.
Tiap kelopak menyapa mentari, menyapa senja dan malam.
Aku sedang menulismu dalam bait,
pada tiap-tiap kata yang bernafaskan rindu.
Mungkin kau akan susah tuk memahami atau sekedar membaca kerinduanku.
Sengaja ku tulis banyak dan ku gantung di ranting malam melalui doa-doaku yang teduh.
Kasih, keindahan yang hakiki bagiku hanyalah buaian waktu.
Karena bentuk dan wujud akan melebur bersama detak detik zaman.
Jika benar demikian, maka aku tak akan berharap banyak
kecuali menjadikanmu sebagai Zamanku.
Dan jika waktu kita telah menjemput,
aku tak akan merasa gelisah sebab melebur adalah bentuk nyata dari Cinta.
Asal Mula, Desember 2014
0 komentar:
Post a Comment