Friday, December 26, 2014

Sajak Duka pada Luka



Pada malam yang sembunyikan duka,
Pada gelapnya, pada hitamnya ku cumbui rndu-rindu yang hambar
Cahaya yang warnai kulit dan merahi darah, meredup dengan lembutnya,
Ada apa cinta ? kau semakin sukar tuk kubahasakan dengan kata atau berkata.
Apa mungkin kita tidak lagi kita seperti kita sebelum kita yang sekarang ?
Entah, Tuhan Maha Tau kebenaran yang lebih benar dari sekedar benarmu.

Aku hilang di antara ada dan ada di langit,
Dingin dan bimbang mengetahkanku diantara ingin juga angan,
Kita belajar melupa tentang malam , memberi pahit pada cemburu-cemburu liar,
Ada apa dengan ampun atau mengampuni? Teramat sulit kita berdamai dengan waktu
Juga semua yang bukan waktu.
Kini kau lepas dekapmu, dekapanmu dari jiwa. Dari jiwa.
Biar ku larikan duka, biar ku cintai luka bersama butir-butir senyum yang pernah kau hibahkan.
Biar aku, atau malam menelan.

Kita begitu keras, keras hati, jwa, raga dan cemburu.
Mencintamu membuatku menyesal karena mesti kehilanganmu.
Mencinta dirimu membuatku meragu tuk berhenti mencinta.
Aku akan berhenti sekarang, biar dunia dan semesta menceritakan pada semesta selanjutnya,
Tentang kata yang lebih dari kata. Cinta yang lebih dari cinta,
Karena aku dan egoku tak pernah mampu menjelaskan cinta.

Bulukumba, 9 Juli 14


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts