Wednesday, February 22, 2017

"Mata yang Membunuh Dirinya Sendiri"

Mataku, lampu jalan di tengah malam
menghitung satu demi satu kendaraan yang merayap, berjalan pulang atau pergi dari petang ke remang lalu hilang.
Garis menjadi baris puisi,
Gadis menjadi manis dalam ilusi,
Gelap tak pernah lelah menjatuhkan dirinya pada cahaya, manusia menamainya terang kemudian berlalulalang di tengahnya.
Mereka tak mengerti bahwa menamai sesuatu tak selalu mampu meredakan sunyi.

Mataku semakin gigil, malam semakin malam, mesin-mesin beroda mulai berdoa di segala tempat mereka tiba, lengang, gulita menghampiri dan meletakkan wajahnya di lengan, dan untuk kesekian kalinya, malam buram menjadi kekasih yang paling terakhir, meskipun aku mencintai dengan cara melukai.

Mataku, cahaya yang diredupkan cahaya, pagi membuatnya pergi, di dadaku ada yang perih tapi aku tak pernah tau cara bersedih, aku diciptakan untuk menjaga malam agar tak menganggu manusia-manusia yang menurutku malang, aku diciptakan agar wanita-wanita jalang tak berbuat sembarangan di tepi jalan, aku diciptakan untuk membunuh sekaligus mencintai malam. Aku diciptakan untuk membenci diriku sendiri.

Polewali,

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts