Monday, July 8, 2013

Aku juga tidak mengerti, karena memang ini takkan mudah tuk dimengerti

Sejenak nafas menyebar di 3x4 bilik, sesak namun tetap luas
Kata per kata ku letakkan dan ku tata dengan kuas merah buas
Garis ku tarik tuk membatasi yang haq dan batil, semua ku lepas bebas
Biar kau menari, biar kau yang tentukan arah, pergi lekas tanpa bekas
Aku juga tidak mengerti, karena memang ini takkan mudah tuk dimengerti

Dinding semakin menyempit, batas semakin menagih tuk takdibatasi
Menuntut semua yang selama ini menurut dan hanya ikut. Tuntut aku seberat yang aku mampu
Sebab aku tak punya kuasa, dan kau tak berkuasa.
Aku terima karena sebenarnya aku tak pernah punya keberanian tuk menerima
Ini hanya 1/7 dari yang mampu dan aku lakukan
Semua karena kita pernah satu, bernafas sesak dan ditelan hujan
Kita pernah.

Juga ada saat rindu ini harus bersembunyi, karena malu tuk kau ketahui.
Atapun tak punya roh tuk diketahui, bahkan tak punya hak tuk menjadikannya ada.
Biar Rindu ini berjalan sendiri, menapaki teluk pemisah atau menunggu tuk berpisah
Aku tak menolak walau aku tau dan sangat mengerti tentang jumlah nafas yang bisa ku hela,
Langkah Yang bisa kutapaki, atau kegelisahan yang amat tentang hati. Tanpammu,
Yah. Tanpamu . hanya karena tanpamu.

Belenggu ini abadi manisku, cinta ini telah menjadikannya abadi.
Tak kuasa tuk ku lepaskan hati, tak mampu tuk ku tambatkan ke lain hati,
Semua lemah, pikiranku lemah, tekadku keriting, harapanku masih mengapung.
Dilema tuk memilih. Apakah harus tanpamu yang memang sudah harus, atau
Menunggumu yang memang selalu ku lakukan dan pasti akan selalu aku lakukan,
Aku juga tidak mengerti, karena memang ini takkan mudah tuk dimengerti



Bontomanai 14 Juni 2013
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts