Mungkin hatiku yang
tiada lelah,
Mengitari bahu-bahu
sepi malam yang termenung pasrah
Menanti rindu yang
selalu kurindukan,
Redup yang mengundang
gulita,
Seraya mendekat dan
berbisik “ percuma,kau tak pantas “
Mentranslasikan yang sebanarnya
satu.
Apa yang harus ku
anugrahkan untuk sebait senyummu,manisku ?
Jika semua yang tak
mampu ku rotasi telah berhenti di bagian tergelapku,
Maka silahkan padamkan sepercik rindumu yang sejak kemarin
menyinari dengan redupnya.
Silahkan bertolak dari
getirnya asmara yang begitu satir,
Biarkan aku
menatap kekosonganku dengan butir-butir senyum yang pernah kau hibahkan.
aku sadar tentang yang tak sudi kau ikhlaskan,
bahkan aku begitu sadar
dengan panggilan “ SAYANG “ untuk
menghibur
yang seharusnya merana
dan gulana !
Bontomanai, 10 november
2008
0 komentar:
Post a Comment