Dan
bisulah langit, tak kuasa mendelik
Kerontang
jiwa diterbangkan angin jua ditampar
awan
Rebah
roh yang kalut akan cinta dan cita
Hilang
pula rindu yang menjadi kakiku selama ini.
Kembali
gelisah mengurung raga menjadi murung
Aku
tak akan mungkin menuntut apa-apa
Karena
kita tau, aku bahkan tak pernah memberimu apa-apa
Pilihan
kita, pilihanmu atau pilihanku ?
Tak
ada yang tau pasti kebenaran yang hakiki
Biar
tetap jadi misteri, biar nanti penyesalan atau bahagia yang jadi saksi.
Resahlah
hati, sebab sudah lama kau tak ku resahkan,
Tiba
waktunya dimana yang lama sembuh harus sakit dan tertikam
Harus
pedih dan sedih, miris dan menangis, mati dan jangan kembali.
Sebab
bukan cinta jika tak menggores suka dan luka
Sebab
bukan sayang jika tak meninggalkan kesan juga kepasrahan
Iya,
kau memang telah lelah dan aku memang banyak melelahkan,
Akan
tetapi karena kita kelelahan, kini kita menjadi lebih tenag dan berfikir
Kita
lebih kuat,
Nanti
ada masanya ketika kita menyesal dan hanya meratapi sesal
Entah
jika saat itu kita tertawa atau bercanda, ataupun kita menangis
Dan
ter-iris. Entah, nanti kita dipertemukan malam atau disembunyikan olehnya,
Atau
lagi kita bersama juga tak menutup kemungkinan kita tak mungkin bersama. Entah,
karena mereka tak pernah tau, kita pun tak akan tau.
Teruslahlah
melangkah,
Bulukumba,
9 juni 2013
0 komentar:
Post a Comment