Thursday, September 25, 2014

Hari Anti Korupsi : “Eksistensi atau idealisme ? Lalu benarkah kita ? “

BismillahiRrohmaanirrohiim.
Hidup Mahasiswa, Hidup Mahasiswa, Hidup Mahasiswa
Di Jalan A.P Pettarani, Jl. Alauddin, Perintis, Fly Over, Jln. Urip S. Buntu, sesak dengan Sorakan Mahasiswa yang Simpati terhadap Bangsa ini. Bantai Koruptor. Bantai Korupsi. Hidup mahasiswa. Mudah-mudahan kita senantiasa berada dan sejalan dengan TUHAN.
Hal yang paling hina di dunia ini adalah memakan atau mengambil hak orang lain. Hal ini bertentangan dengan semua aspek Ke-Nuranian. Bukankah kita secara hakikat punya hasrat tuk dihormati haknya. Lalu benarkah kita sebagaimana manusia berakal dengan bangga menipu lalu mengambil hak dari saudara kita ? Kita tak ayalnya seperti Binatang Kawan ! Bahkan lebih hina.
Korupsi sebagai kejahatan Luar biasa (Extraordinary Crime) adalah bentuk real di Organ Vital bangsa Indonesia. Apakah ini budaya atau Keterpaksaan ? Kita hanya bisa menduga, karena kebenaran sangat Rumit tuk kita pahami. Ada banyak yang terungkap tapi lebih banyak yang tak terungkap. Kita bukannya diam kawan, Kita tetap berpikir untuk memahami ini secara baik. Negeri ini Kaya, tapi dipenuhi Rakyat Miskin. Bukankah kita sepakat bersatu untuk kesejahteraan bersama. Sekarang hanya yang mewakili kita yg sejahtera. ironi betul Bangsa ini.
Kemarin ada anak Jalanan, wanita Lansia, Ibu dengan menggendong Bayi mengusap keringat lelahnya di bawah teriakan Panas mentari. Kemarin lagi, mereka dengin tangan kakunya mendekap badan meratap dingin dengan mata yang penuh harapan, mereka kehujanan kawan.  Mereka adalah bagian kecil dari Ke-Egoan kita. Di lampu lalu lintas, di Pinggir-pinggir jalan, mereka tidur dan mencari nafkah. Untuk hidup sehari, untuk hidup hari ini.
Betul kawan, karena hak mereka dinikmati oleh Binatang bangsa kita. Mereka Miskin kawan.
Hari ini, 9 Desember 2013 (Hari Anti Korupsi Sedunia). Riuh dan lengang sebagian dari Negeri kita. Ini bukti bahwa kita semangat dan miris terhadap mereka yang diambil Haknya. Marahlah kita melihat Saudara-saudara kita mengemis untuk makan. Marahlah kita dengan Membakar sarana mereka yg tdak mau memahami penderitaan saudara kita. Kita tutup jalan supaya mereka paham tentang kondisi bangsa kita. Iya kawan, kita anggap ini benar. Hari ini kita merasa pedih kawan, tapi Apakah wajar kita membagikan Kepedihan kita kepada Mereka yang menderita dan telah lama merasa lebih Pedih ? Kita selalu berAsumsi kawan.
Kita sering menuntut kewajiban Pemerintah. Lalu kita tinggalkan kewajiban kita. Kita lebih mengutamakan Peran kita dibanding Kewajiban kita. Kita sering menganggap ini adalah jalan terakhir, tapi sering kali jalan ini menjadi Cara baru untuk menyudutkan kita Kawan. Katanya “Kasus ini harus selesai”, “Selesaikan kasus ini”. Tapi taukah kita kasus terbesar kita ? Apakah membunuh secara tidak langsung, Merusak fasilitas, Menyandera, Menutup jalan dan Anarkis bukanlah sebuah KASUS ! Mungkin kita keliru dengan kebesaran kita kawan, mungkin kita benar tapi tak menutup kemungkinan Kitalah yang salah.
Kita dengan bangga melengangkan kota. Kita bangga turun ke Jalan dan menutupinya dengan Baliho Tuntutan. Lalu mereka, saudara-saudara kita yang Hidup dan mecari nafkah di Jalan, mendapatkan sesuap nasi dari mereka yang berkendara di Jalan. Apakah hari ini, kita merasa benar ? apakah hari ini, kita memang ada dan memihak kepada mereka. sedang kita sendiri yang menutup Pintu Rezeky mereka hari ini. Kita memang Benar kawan, kita memang harus menjadi Agen yang Pro kepada kepentingan Rakyat. Lalu apakah yang kita tuntut benar-benar salah ? ataukah kita sengaja mengaburkan kebenaran atas nama Idealisme semu kita !
Inilah kita hari ini. Kita Menang sekaligus Kalah. Kita menolong sekaligus berbohong.
Damailah bangsaku, damai Tanah Airku. Kepada sang Pemilik Kebenaran, insyaAllah kita akan senantiasa berjalan disamping-Nya.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts