Ada banyak literature dan dari beberapa ahli/ pemikir mengasumsikan tentang apa sebenarnya tujuan dari manusia diciptakan. Sebagian besar dari kita pastilah merujuk pada hakikat manusia diciptakan, yaitu menyembah dan beribadah kepada Tuhan. Tapi taukah kita ternyata ada kekeliruan jika kita hanya sempit membahasakan tanda-tanda yang diberikan oleh sang pemilik Pengetahuan Allah swt. Ibadah merupakan perwujudan ketakwaan kita kepada Tuhan, sebagian dari kita menganggap bahwa kita hidup sebenarnya hanya untuk menyembah dan melaksanakan perintahNya, agar nanti ditempatkan di surga.
Bagi kaum agamais, Surga sering kali
dikaitkan dan menjadi alasan kita dalam berkehidupan. Surga dengan
kenikmatannya dianggap tujuan untuk hidup, dimana ibadah sebagai jalan
untuk mencapai surge tersebut. Jika kita menganut pandangan tersebut,
artinya kita termasuk orang yang naïf dan senantiasa mengesampingkan
berbagai aspek yang sebenarnya penting. Manusia adalah makhluk yang
berakal, fungsi akal adalah sebagai chooser atau yang menentukan ide
yang hendak diaktualisasikan. Manusia sebagai makhluk yang
bebas/ merseka dalam berkehendak dibekali dengan Ego dan nurani.
bebas/ merseka dalam berkehendak dibekali dengan Ego dan nurani.
Ego atau ke”aku”an merupakan sikap
individualistis dan mengedepankan nafsu, puncak dari ego ini adalah
tingkah atau perbuatan buruk. Perangkat Nurani adalah kebalikan atau
lawan dari Ego. Nurani sendiri merupakan Rohaniah manusia yang
memproduksi pikiran dan asumsi kudus karena nurani merupakan bagian atau
puncak dari moralitas manusia. Ego dan Nurani inilah yang dalam
kesehariannya bertarung, lalu hadirlah akal yang akan
memutuskan,kecenderungan ego untuk memilih keputusan yang akan dilakukan
tergantung dari tingkat keimanan kita. Keimanan terhadap Tuhan akan
menempatkan Nurani berdampingan dekat dengan akal, shingga mudah tuk
dipahami dan dilaksanakan begitupun sebaliknya.
Sip, untuk kelanjutannya insyaAllah akan diPosting Minggu depan.
0 komentar:
Post a Comment