Thursday, September 25, 2014

Realitas Ketunggalan : “Kotak dalam Lingakaran, Apakah kita sama atau berbeda ?”

Salah satu permasalahan yang sering memicu perpecahan adalah berbedanya ideologi kita.
Ideologi secara sederhana adalah cara pandang kita terhadap sesuatu, ideologi merupakan bentuk dari abstraksi pemikiran kita. Selama ini kita sering terbuai dan hanyut dalam perbedaan berpikir, padahal jika kita kaji kebenaran dari suatu hal, maka akan menemukan realitas ke-tunggal-an (esa). Kita bisa berpikir apapun namun kita terikat dengan nilai kebenaran yang pada hakikatnya ada pada sesuatu. Cara pandang kita membuat kita berbeda, perbedaan ini pada dasarnya bersumber dari ke-kolektifitasan kita. Secara individu daya pikir kita pada dasarnya sama, kemudian berkembang dan terpengaruh oleh sekililing/lingkungan. Pada tahap inilah kita mulai berbeda dengan yang lain. Kecenderungan kolektif secara jelas membentuk kotak. Kotak yang isinya berupa doktrin skala besar yang akhirnya berbenturan dengan kotak yang lainnya dalam artian kelompok lain.
Hal yang perlu kita sadari adalah bentuk realitas ketunggalan ini, karena jika kita menlisik ke dalam diri (looking to yourself) ternyata ada kecenderungan sama dengan individu lainnya. Bentuk dari sistem untuk memilih pada manusia adalah Akal. Akal yang jelas menentukan tindakan yang akan kita ambil, salah atau benar bentuk aktualisasi kita tentunya dipengaruhi oleh kecenderungan akal untuk menentukan sikap. Dalam diri manusia terdapat dua bentuk/sifat esensinya yaitu Hati/Moral dan Ego/Hawa nafsu. Dua sifat ini yang senantiasa menjadi timbangan dalam menentukan dan melakukan sesuatu. Moral adalah yang menentukan baik atau buruk sesuatu dan bersifat suci(bebas ego). Moral akan menjadi Penanda (bell) ketika kita hendak ber-eksistensi. Sehingga pada hakikatnya, kita adalah makhluk suci dan sempurna jika kecenderungan akal untuk memilih berdasar pada Moral manusia. Sedangkan Ego/ Hawa nafsu adalah sifat Setan. Ego atau ke-Aku-an ini yang menjadikan manusia bisa lebih Rendah atau sepadan dengan Iblis. Sedang Iblis sendiri telah dilaknat oleh Tuhan karena Ke-Ego-an dan keangkuhannya.
Jika demikian tentunya akal yang cenderung bertolak dari Ego akan membawa kita kepada bentuk yang sederajat dengan Iblis.
Selain itu, dalam memandang realitas yang berkotak-kotak seperti sekarang tentunya ke-ego-an ini senantiasa ikut serta dalam tiap eksistensi yang dilakukan manusia. Di sisi lain, bell/penanda kita pun selalu berfungsi aktif. Jadi sekali lagi, kita adalah bentuk dari Kesempurnaan Tuhan, Pembuktian bahwa Tuhan Maha Tahu ada pada hakikat manusia diciptakan. Ibadah merupakan bentuk pemersatu kita, karena apapun dan dimanapun kita, bentuk Ibadah tetap Satu. Lalu, menapa kita berusaha mebedakan diri ? Bukan kah surga dan Neraka masing-masing hanya ada satu ?
Lingkungan merupakan faktor pembentuk ideologi individu. Dan sebaliknya, jika individu tersebut tepat dalam menggunakan akalnya. Jadi tugas kita adalah Membaca sesuai Surah yang diturunkan perama kali (Iqra-Bacalah). Kita dituntun untuk membaca keadaan dan semuanya agar kita mampu memahami dengan baik. Akal dan pengetahuan yang baik terbentuk dari seberapa seringnya kita membaca. Kesimpulannya, kita sebagai manusia yang terkotak-kotak hendaklah punya Visi yang jelas dalam membentuk ideologi kita. Pandangan hidup yang Rapi akan mendekatkan kita kepada kesempurnaan hidup.
Semua akan kembali kepada yang Satu. Wallahu a’lam !
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts