Thursday, September 25, 2014

Diantara Hitam dan Emas

Sore kelam sebelum dikhatam senja
Angin diam, langit diam, udara beku dan hati menyepikan sepi
Perlahan.kabut tipis untuk subuh nanti, merangkul penat
Datang lebih awal dan hinggaplah sampai kau lupa asalmu,
Sebab cinta tak kenal lelah dan dimensi waktu.
Dia diizinkan menari dan lenyap seperti hujan bersama mendung.

Adalah rindu yang sebabkan hari serasa berhar-hari
Ada pula ketika degup ini tak mampu mengimbangi
sorot dari dua benda yang semakin lama semakin penuh dengan rahasia.
Ijab dari langit, qabul dari bumi maka abadilah kita dipersinggahan hidup,
Persinggahan yang senantiasa mengetuk akhir dan binasa

Perlahan mega-mega yang keemasan menyapu langit menjadi senja
Turunlah kau wahai langit hitam, jauhlah dari kemunafikan ufuk timur dan barat
genangi ratapan sedih sebab cinta yang tak kuasa berkata-kata.
selesaikan senja sebelum langit memadamkan emas dan mutiara di punggung hari,
aku masih belum berani tatap langit tuk sekedar bimbangkan kegalauan jugakesendirian.

Cerahlah langit, sisakan tempat bertenggar untuk purnama malam ini
Berlanjut kugelisahkan hati, sampai tenang dan fitry memeluk raga.
Aku lelah, karena menantimu tak sesederhana menatap senja yang mendung,
Atau juga menanti pelangi diakhir sore
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts