Saturday, November 29, 2014
"Battu temaiki ammato ?"
Aku pernah tersesat di tengah belantara,
Pada sepi dan angin tipis berhembus dingin,
Alam dan malam terasa ramah dan segar,
Aneh, aku seperti akrab.
Apa aku benar sendirian atau hanya sunyi yang terlihat ?
Daun pohon bambu menarikan tarian cinta,
rumput terasa sejuk dan lembut memanjakan kantuk.
Aku terlelap pada belantara yang anggun.
Aku terbangun kala mentari hangat mengetuk mimpi,
cahayanya begitu halus membelai dedaunan dan kain hitam berbentuk kerucut yang tiba-tiba ada di kepalaku,
ku gerahyangi pagi yang menyatu dengan embun,
aku terus bertanya-tanya ihwal ke-diri-anku dan tanah ini.
Di sekitarku, ku lihat manusia-manusia mengenakan pakaian hitam,
dengan kaki telanjang mereka menapaki jalan berbatu.
Di atas kepala lelaki kulihat kain hitam seperti yang ada di kepalaku,
wanita-wanita terlihat lebih perkasa, ada yang sedang menenun.
Di sekitar hanya ada rumah-rumah panggung,
sederhana namun menyimpan nilai yang begitu sakral dan anggun,
orang-orang menatapku, tunduk dan tersenyum.
Aku semakin heran, di sini semua melakukan segala hal dengan sederhana.
Dari ke jauhan, segerombalan orang tua menghampiriku,
mereka berkata "battu temaiki ammatoa ?"
Makassar, 29-11-2014
0 komentar:
Post a Comment