Saturday, November 29, 2014
Home »
Sebentuk Cinta
» Sebuah Renungan
Sebuah Renungan
Apakah kau menangkap secarik hikmah di balik malam yang menjelang adinda? hikmahnya ambivalensi mungkin iya, berkonotasi mengakhiri sinaran matahari yang panjang, namun juga lain sisi berkonotasi siap menyambut matahari esok menjelang. Pun demikian, sama halnya dengan perjuangan adinda, jangan surut, jangan sulut hanya karna dahi mereka mengerut dan siap memarut habis wajah kita yang berperang melawan kebijakan yang buat rakyat jadi kian kalut. Satu hal adinda, kita tidak sedang berjuang untuk membuat mereka jadi salut, jadi kenapa kau kini risau, kenapa gusar? setiap dari kita yang terluka oleh cemoohan akan dibalut adinda, setiap dari kita yang disabet lidah tajam akan disebut dalam untai doa adinda. Dibangku kuliah hukum kita disuguhi banyak perisai, ingatkah satu di antara hamparan deretan perisai itu adinda? "Hak", adindaku adalah hak mereka untuk melontar kata, sebab lidah adalah lidah mereka, namun adalah hak kita untuk memilah dengar kata, sebab telinga adalah telinga kita.
Dimataku engkau adik yang tangguh adinda, harusnya dirimu malu, jika nyalimu menciut sulut dihadapan kapasitasmu yang seyogianya mampu buat mereka rubuh melumpuh!
-WIDARA-
18.34
0 komentar:
Post a Comment