Tuesday, November 4, 2014

"Cinta ada pada Kesendirianmu"


Untuk malam dan ihwal kegelapannya,
sengaja ku tulis rasa pada hening dekapan angin.
Menyanyikan rindu dengan irama-irama yang sendu,
Ingin ku membawa duka menari di angkasa, tapi pekat awan semakin erat memelukku, jiwaku remuk bagai dedaunan di musim kemarau, tak ku temui hijau seperti kemarin.

Adinda yang memaksaku tuk menulis tentang sepi,
maaf, jika diksi yang ku pilih beraroma fiksi, atau mungkin tak kau sukai,
aku tak akan pernah bisa melukismu dalam kesendirian, sebab kesendirian adalah sunyi, sunyi adalah hampa, dan hampa bukanlah apa-apa.
Sementara zat dan rekah senyummu telah berpadu pada tiap garis, tiap baris, tiap frasa dan tiap rasa dari bahasaku. Tak pantas kau tuk ku abadikan dalam sajak-sajak atau puisi sepi.

Adinda, lihatlah ke langit luas, pandangi tiap-tiap warna yang hinggap di dahan dan ranting malam, kau tak pernah melukis merah atau biru, tak salah jika malam tak pernah memberimu warna selain gelap dan sedikit cahayanya.
Maaf jika ku sebut kau sebagai adinda, dan maaf jika pintamu tuk menyendiri tak mampu ku kabulkan lewat berkata, Adinda.
Jika waktu telah menyentuh sejuk mentari esok, dandanilah senyummu dan warnai langit, serta dengar permohonanku agar tak pernah lagi kau memaksaku tuk membacamu dengan sunyi. Karena Tuhan dan keindahan Cintanya akan selalu ada dan paling dekat denganmu.


Makassar, 04 Nov. 2014
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kita dalam Kata

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Berita Harian

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts